Dari Sa'id bin Musayyab Radhiyallahu anhu, bahwa ia melihat seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang itu berkata, "Wahai Sa'id, apakah Allah akan menyiksa saya karena shalat?", lalu Sa'id menjawab :"Tidak, tetapi Allah akan menyiksamu karena menyalahi sunnah"

[SHAHIH. HR Baihaqi dalam "As Sunan Al Kubra" II/466, Khatib Al Baghdadi dalam "Al Faqih wal mutafaqqih" I/147, Ad Darimi I/116].



IHRAM DI PESAWAT

0
Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :



IHRAM DI PESAWAT ITU OKE,
TAPI PRAKTEKNYA BIKIN BANYAK ORANG GALAU.

IYA GALAU KARENA NGANTRI TOILET

Ada jama'ah (laki) yg sudah berihram sejak sebelum naik pesawat. Ada juga yg berihram bagian bawahnya saja.
Tapi kebanyakan belum beihram.
Termasuk saya...hehe

Kita menunggu ihram ketika menjelang sampe di daerah miqod.
Pesawat Airbus A330 itu terisi 437 orang. Semuanya jama'ah umroh dari satu perusahaan travel umroh.

Semua pake baju seragam dari travel. Kecuali yg sudah berihram.
Terbang dari Jakarta langsung bablas ke Jeddah tanpa transit.
Lama penerbangan skitar 9 jam 45 menit (kata pilotnya).

Nah....
Satu jam menjelang Yalamlam, tempat miqod bagi para jama'ah yg datang dari arah Indonesia , pilot mengumumkan agar semua jama'ah bersiap utk berpakaian ihram, dan berniat dari situ.

Para penumpang pun mulai belingsatan berebut utk memakai ruang toilet guna mengganti pakaiannya, menjadi pakaian ihram.

Toilet sepertinya ada 5 atau 6 di pesawat tsb. Toilet depan 2, kiri kanan. Toilet tengah 2, kiri kanan, toilet belakang 2, kiri kanan. Atau cuma satu.
Sepertinya barisan orang2 yg ngantri di pesawat ini terlalu banyak, gak ilmiyah hahaha,
gak nguber waktunya, jumlah jama'ah yg sekian banyak harus ngantri toilet utk berganti pakaian ihram??
Eeet dah....

Ahaha..

Melihat situasi seperti itu, saya ada ide "gila" yg lumayan nyeleneh, tapi masih syar'i lah.

Gimana?
Saya colek bapak disebelah saya yg juga nunggu antrian toilet.
Saya membisikkan rencana "gila" saya kepadanya.
Dan ia nampaknya senang sekali, dan mengestafetkan rencana saya itu kepada semua orang yg antri toilet.

Apa rencana tsb??

Nah...ini.
Dua orang lelaki bekerja sama di ruang yg cukup.
Bisa didepan kursinya masing2, bisa di gang (lorong) kursi, bisa di ruang kosong tempat pintu darurat berada, atau diruang kosong manapun dipesawat. Yg penting cukup utk berdiri dua orang.

Gimana caranya?
Seperti kita ketahui bersama bahwa pakaian ihram untuk laki-laki hanyalah sebatas dua helai kain tak berjahit yg modelnya seperti handuk berwarna putih itu,
bagian bawah disebut IZAR, dan bagian atas disebut RIDA’.

Nah, 
Satu lelaki A berdiri menyarungkan IZAR ke orang yg hendak berihram B (juga berdiri), sehingga tubuh B (dada ke bawah) terselimuti kain IZAR , lalu si A terus memegangi bagian atas IZAR tsb diujung kiri dan kanannya (agar B tetap tidak terlihat auratnya), sementara itu dengan bebas si B melepas celana dan celana dalamnya melorot kebawah.
Nah, ketika si B sudah telanjang bulat bagian bawahnya, si A tetap menutupi semua aurat B dgn tetap memegangi IZAR si B sambil berdiri.
Lalu si A membantu B menyempurnakan pemakaian IZAR tsb sampe selesai.

Setelah itu, gantian.
Si B yg membantu A seperti itu.

Jadi gak perlulah ngantri2 toliet segala.
Lagipula, justru kalau di toilet rawan terkena najis..

Kemudian,
Soal berganti pakaian bagian atas dengan RIDA', itu mah soal gampang.
Buka baju aje, gak repot kan?? hehe
Yg penting bawahannya sudah terihrami dgn sempurna.

Akhirnya cara ini benar2 menghemat waktu pelaksanaan berihram. Dan banyak dilakukan para jama'ah lelaki di pesawat kala itu.

Tak sampe setengah jam. Semua laki2 telah rapih berihram, sehingga ketika tiba masuk miqod, semua bisa mengambil miqodnya dgn telah berpakaian ihram, dan berniat umrah di miqod.

Jadi, gak perlu lagi galau soal antri toilet utk ganti pakaian ihram (bagi laki2).

Gampang kan?

Catatan :
Ini mungkin bukan persoalan besar, jika perjalanan umroh itu merupakan small group yg rombongan jama'ahnya gak sampe 50 orang dalam satu pesawat tsb,
Tapi, menjadi masalah, ketika jumlah jama'ah dlm satu pesawat amat banyak (437 jama'ah) ....menghias angkasa....halah.

Nah



Share

MENGAPA KYAI 'ASWAJA' NU BEGITU TAKUT DENGAN WAHABI?

0
Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :

Oleh : Muhammad Karyono

Dinamika dakwah Islam di tanah air dalam tiga dekade terakhir diwarnai dengan fenomena pesatnya perkembangan dakwah salafiyah yang bertujuan mengembalikan pemahaman umat Islam kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah berdasarkan manhaj salafus saleh. Fakta demikian ternyata mengundang pobia luar biasa dari kalangan tradisionalis atau yang menyebut diri sebagai aswaja, di mana praktek-praktek keislaman mereka yang sarat pencampuradukan dengan budaya lokal mendapatkan koreksi dari kalangan salafi.

Perlu ditegaskan, makna aswaja dalam term kaum tradisionalis bukanlah satu pengamalan beragama yang meneladani Rasulullah SAW dan para sahabatnya dalam akidah maupun ibadah sebagaimana definisi Ahlus Sunnah wal Jama’ah sebenarnya, melainkan satu model baru keislaman yang memadukan berbagai unsur semisal mazhab ilmu kalam Asya’irah, tasawuf, dan ritual-ritual amaliah yang berasal dari warisan kultur Hindu-Budha. Maka tak heran, berkembangnya dakwah salafi dari Aceh hingga Papua mendatangkan kegelisahan dari kalangan tokoh aswaja NU yang selama ini terlanjur menikmati kedudukan begitu tinggi di tengah-tengah masyarakat ‘santri’.

...baca selengkapnya >>



Share

SEBERAPA HARUS KAH KETAATAN SEORANG ISTRI KEPADA SUAMINYA?

0
Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :


Kalau suami MELARANG istri bekerja keluar rumah, maka istri wajib mentaati. 

Kalau suami MEMERINTAHKAN istri untuk berjilbab syar'i, maka istri wajib mentaati. 

Ketidaktaatan istri kepada suami dalam perkara yang ma'ruf, termasuk bentuk kedurhakaan kepada suami yang dapat mengakibatkan tidak diterimanya shalat istri, hingga ia kembali taat kepada suami.

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثَلاَثَةٌ لاَ تُجَاوِزُ صَلاَتُهُمْ آذَانَهُمْ: الْعَبْدُ الْآبِقُ حَتىَّ يَرْجِعَ وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَلَيْهَا سَاخِطٌ، وَإِمَامُ قَوْمٍ وَهُمْ لَهُ كَارِهُوْنَ

"Ada tiga golongan yang SHALAT MEREKA TIDAK MELEWATI TELINGA-TELINGA MEREKA, yaitu budak yang melarikan diri dari tuannya sampai ia kembali kepada tuannya, ISTRI YANG MELEWATI MALAM DALAM KEADAAN SUAMINYA MARAH KEPADANYA, dan seseorang yang mengimami suatu kaum sementara mereka tidak suka kepadanya."

[HR. At-Tirmidzi (no. 360), dihasankan Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi, Al-Misykat (no. 1122) dan Shahihul Jami’ (no. 3057)]

...baca selengkapnya >>



Share

BENARKAH SYAIKH AL-ALBANY BERDUSTA TENTANG HADITS QUNUT?

0
Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :


Hari ini Allah telah suratkan takdir hamba (Hasan al-Jaizy) membaca risalah ‘ilmiah’ teranyar karya Ustadz Muhammad Ma’ruf Khazin –semoga Allah menjaganya- dalam muslimedianews.com. Beliau adalah anggota LBM NU Jawa Timur. 
Judul risalah beliau adalah :

‘Syaikh Albani 'Ahli Hadis' Berdusta Dalam Hadits Qunut?’ 

Bolehlah kiranya jika pembaca risalah kecil hamba ini menoleh sejenak di:

http://www.muslimedianews.com/2014/01/syaikh-albani-ahli-hadis-berdusta-dalam.html

Secara lahiriah, risalah beliau tampak begitu ilmiah, namun secara batiniah, ia memiliki celah salah. Jika tinjauan judul ditambah, maka kesalahan semakin parah. Akhirnya secara alamiah, hamba yang masih perlu bimbingan ini, menulis risalah ini untuk melakukan sebuah islah, karena ada salah yang perlu disanggah.

Dimulai dari judul, hamba kurang meridhai hingga ada 4 yang ingin dikritisi:

[1] Yang lebih tepat adalah al-Albany, bukan Albany. Namun, ini tidak begitu bermasalah.

[2] Tanda kutip (‘) dalam dua kata (Ahli Hadits) isyaratkan sebuah pencibiran; dan hamba fikir Pak Ustadz mengerti maksud hamba.


...baca selengkapnya >>



Share

SOLUSI UNTUK ONE DAY ONE JUZ (ODOJ)

0
Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :


One Day One Juz pada asalnya baik jika dilakukan dengan cara yang sesuai tuntunan. Fatwa Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz menunjukkan One Day One Juz termasuk suatu amalan yang baik. Namun juga harus memperhatikan koridor syari’at dalam mempraktekkan One Day One Juz.

Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz -mufti kerajaan Saudi Arabia di masa silam- ditanya, “Berapa hari seseorang butuh untuk menghatamkan Al Qur’an dengan memahami dan tadabbur? Apakah jika seseorang mengkhatamkan sampai dua bulan, dia disebut telat dalam mengkhatamkan?”

Syaikh rahimahullah menjawab,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, 
“Khatamkanlah Al Qur’an dalam sebulan.” ‘Abdullah meminta lagi, “Tambahkan lebih singkat dari itu, wahai Rasulullah.” Hingga beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam waktu seminggu.” Kemudian ia meminta lagi mengkhatamkan hanya dalam waktu tiga hari.

Dahulu para sahabat mengkhatamkan Al Qur’an dalam waktu seminggu. Jadi lebih bagus -atau paling baik- mengkhatamkan Al Qur’an dalam waktu seminggu. Namun jika dalam waktu tiga hari bisa dikhatamkan, maka harus tetap diperhatikan tadabbur, bisa memikirkan dan khusyu’ saat membaca.

...baca selengkapnya >>



Share

FATWA PARA ULAMA : METODE ONE DAY ONE JUZ DALAM MEMBACA AL QUR'AN

0
Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :





Fatwa Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad dan Syaikh Abdurrazaq Al Abbad

Soal:
السلام عليكم يا شيخنا احسن الله اليكم نحن من اندونيسيا يا شيخ هناك نفر في بلدنا هذا يصنع برنامج يسمى onedayonejuz اي “جزء واحد في يوم” كل عضو من هذا البرنمج يزلم بقراءة جزء معين كامل من القرأن في يوم ، وفي نهاية اليوم يقررون الى ادارة البرنامج انهم قد قرءوا و انتهوا بجزء كذا و كذا ,ان لم يكمل العضو القرأة جزءا فعليه نوع من العقاب هل هذا البرنامج حسن ام من المحذور ؟
Assalamu’alaikum wahai Syaikh kami, semoga Allah menganugerahkan kebaikan pada anda,
Kami dari Indonesia ya Syaikh, di negeri kami ada sebagian orang yang membuat suatu program yang bernama ‘onedayonejuz’ artinya ‘satu juz dalam sehari’. Setiap anggota dari program ini diwajibkan untuk membaca 1 juz tertentu dari Al Qur’an dalam sehari. Di akhir hari mereka melaporkan kepada pengurus program ini bahwa mereka sudah membaca juz sekian dan sekian. Jika ternyata mereka tidak bisa menyempurnakan bacaan sebanyak 1 juz maka mendapatkan sejenis hukuman*). Apakah program ini baik ataukah terlarang?

Syaikh Abdurrazzaq menjawab yang intinya beliau mengatakan,
هذا العمل لا أصل له وإنما يقرأ ما تيسر
“amalan ini tidak ada asalnya dan yang benar hendaknya seseorang membaca yang mudah baginya”

...baca selengkapnya >>



Share

ONE DAY ONE JUZ (ODOJ)

0
Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :

ODOJ
Patut disyukuri di satu sisi, namun disesali di sisi yang lain, inilah yang kami komentari dari fenomena ODOJ ini. Mengapa demikian? Akan datang jawabannya insya Allah ta’ala.
Alhamdulillah, telah dipahami bersama bahwa ibadah adalah hikmah penciptaan hamba di muka bumi. Allah ta’ala berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku saja.” [Adz-Dzariyat: 56]
Bersamaan dengan itu, Allah ta’ala menjanjikan kebaikan yang berlipat ganda bagi siapa yang beribadah kepada-Nya dan mengancam dengan azab-Nya yang sangat pedih bagi siapa yang tidak beribadah kepada-Nya atau menyekutukan-Nya dalam ibadah.
Dan diantara ibadah yang sangat agung dengan janji pahala dan kebaikan yang melimpah adalah membaca Al-Qur’anul Karim. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حَرْف وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْف وَلاَمٌحَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan tersebut dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidaklah mengatakan bahwa Alif Laam Miim itu satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf, dan Miim satu huruf.” [HR. At-Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 3327]
Dan masih sangat banyak dalil yang menunjukkan keutamaan membaca Al-Qur’an maupun ibadah-ibadah lainnya. Akan tetapi yang tidak kalah penting dipahami adalah, Allah ta’ala telah menetapkan syarat yang mesti dipenuhi agar ibadah seorang hamba diterima dan mendapatkan pahala. Allah ta’ala telah menetapkan dua syarat yang harus dipenuhi dalam ibadah, jika satu saja dari dua syarat ini tidak dipenuhi maka tidak sah ibadah tersebut, yaitu:

...baca selengkapnya >>



Share